Wah, rasanya udah lama juga ya kami nggak nge-update blog.
Well sekarang, kami udah ada postingan baru lho karena untuk bahan ulasan blog ini, kami telah bereksperimen dengan salah satu alat seduh yang saat ini lagi “hype” nih, yaitu Hario Switch Immersion Dripper!
Seperti biasa, ulasan yang kami lakukan ini adalah ulasan santai yang tidak terlalu teknis agar bisa dibaca dan dinikmati oleh banyak pembaca.
Anyway, sekarang langsung aja ke topik ulasan nya yuk.
Mungkin kamu pernah dan mungkin juga belum pernah mendengar alat seduh terbaru dari Hario ini. Untuk yang belum pernah mendengar, Switch Immersion Dripper ini keren banget karena ia mempunyai bentuk seperti V60 tapi dengan tuas kecil yang dapat membuka dan menutup valve/saluran air.
In short, dripper ini bisa memberikan cukup banyak ruang/cara untuk bereksperimentasi, seperti yang sudah kita lakukan dibawah ini.
Disini, kami menggunakan empat cara menyeduh: switch tertutup (C-C), switch ditutup kemudian dibuka (C-O), switch dibuka baru ditutup (O-C) dan terakhir, switch ditutup kemudian dibuka baru ditutup lagi (C-O-C).
Mengenai variabel, kami menggunakan dose 15 gr biji kopi yang digiling grind size medium-coarse (8 di EK-43), lalu kami seduh menggunakan air bersuhu 100 derajat dengan rasio 1:17 untuk menghasilkan hasil seduhan sebanyak 250 ml. Oiya, untuk biji kopinya, kami menggunakan favorit kamu nih yaitu Flores Mbohang.
Berikut deskripsi lengkapnya:
Untuk cara menyeduh pertama, kami blooming dengan menggunakan air sebanyak 50 ml dengan posisi switch ditutup, dan kemudian switch nya dibuka di detik ke 00:30 lalu ditutup kembali di detik ke 00:45. Nah, masuk ke pouring-an kedua dimana kami langsung menambahkan air sebanyak 205 ml yang kemudian kami aduk dan kami immerse sampai menit ke 02:00, setelah switch nya kami buka kembali. Di teknik pertama ini, total seduhan berakhir di menit ke 03:30.
Masuk ke cara menyeduh kedua, kami blooming lagi dengan menggunakan air sebanyak 50 ml dengan keadaan diaduk dan switch ditutup, lalu kami buka switch nya di detik ke 00:20, dan untuk pouring kedua kami tambahkan lagi air sebanyak 205 ml yang kemudian kami aduk kembali. Di cara menyeduh kedua ini, total waktu seduhan berakhir di menit ke 02:30.
Sekarang, di cara menyeduh ketiga, kami blooming dengan switch dalam posisi terbuka menggunakan air sebanyak 50 ml lagi, kami aduk, dan di detik ke 00:35 switch nya kami tutup. Kemudian, kami pouring lagi dengan air sebanyak 205 ml, lalu kami aduk & immerse, kemudian switch nya kami buka kembali di menit ke 02:00. Di cara ketiga ini, total waktu seduhan berakhir menit ke 03:00.
Akhirnya, kami masuk di cara keempat dan terakhir. Jika di ketiga cara sebelumnya kami hanya menggunakan dua langkah, disini kami menggunakan tiga langkah: pertama, blooming dengan air sebanyak 50 ml & switch ditutup, lalu kami buka di detik ke 00:20 dan kami masukkan pouring kedua dengan air sebanyak 105 ml. Di menit ke 02:00, switch nya kami tutup kembali dan kami tambahkan pouringan terakhir sebanyak 100 ml. Masuk di menit ke 02:30, switch nya dibuka lagi dan kami biarkan air mengalir sampai habis. Di cara terakhir ini, total waktu seduhan berakhir di menit ke 05:00.
Lalu, bagaimana kah hasil dari empat cara seduhan yang berbeda ini?
Untuk cara yang pertama, dapat kami simpulkan bahwa cara menyeduh in imenghasilkan seduhan yang balanced in sweetness & acidity dengan body yang tinggi.
Untuk cara yang kedua, kami dapat menghasilkan seduhan yang bright in acidity dengan body yang rendah. Sementara, untuk cara yang ketiga, kami dapat menghasilkan seduhan yang balanced seperti seduhan yang pertama namun dengan tingkat keasaman yang lebih kompleks.
Nahh, untuk cara yang terakhir, kesimpulan yang kami dapatkan adalah cara ini menghasilkan seduhan yang lebih ke full bodied tanpa balance.
Akhir kata, seperti inilah ulasan kami mengenai Hario Switch Immersion Dripper ini. Mungkin di lain waktu, kami akan bermain-main lagi dengan menggunakan cara seduhan serta beans yang berbeda.
Sampai bertemu lagi di blog post berikutnya!
Tags: ALL COFFEE