Hi semua nya!
Kembali lagi ke sebuah pembahasan eksperimen buat blog kali ini hehe.
Nah, untuk topik eksperimen satu ini, kami mau menjawab rasa penasaran kami mengenai perbedaan hasil seduh yang di dapat dari menggunakan dua jenis kettle yang berbeda.
Kebetulan, kami punya kettle jenis wide spout serta kettle jenis gooseneck. Jadi, seperti apa sih perbedaan dari kedua jenis kettle ini? Langsung simak aja yuk jabaran penemuan kami seperti di bawah ini.
Sebelum itu, mengenai metode yang kami gunakan, parameter nya udah kami pastikan sama semua untuk kedua kettle yang kami pakai saat setiap menyeduh 1 alat di bawah, termasuk cara menuang pun juga diusahakan sama untuk mendapatkan hasil seduhan yang konsisten.
Ok so, pertama, kami mulai eksperimen ini dengan metode cupping, karena kebetulan metode ini juga merupakan metode seduh yang gampang banget karena nggak pake banyak variabel. Parameter yang dipakai juga yang standar aja kok: 12 gr beans di grind size medium coarse (ukuran 6 di grinder Lyn Weber), terus langsung seduh dengan air sebanyak 200 gr dengan suhu 93° Celsius untuk 4 menit. Oh iya, untuk beans nya kami pake Flores Careb Ruteng.
Nah yang kami temukan dari teknik seduh cupping ini, untuk Careb yang di seduh pake kettle wide spout mengeluarkan aroma yang dominan lebih acidic saat di break. Untuk segi rasa, buat kami rasanya juga dominan bitter & harsh, plus karakter Careb Ruteng nya kurang keluar. Sementara, Careb Ruteng yang di seduh dengan kettle gooseneck bisa lebih mengeluarkan rasa yang lebih balanced dengan clarity yang lebih jelas.
Kedua, kami lanjut lagi eksperimennya dengan menggunakan metode Clever Dripper.
Dengan Clever Dripper ini, variabel seduh nya juga nggak banyak banget. Nah, untuk parameter nya, dose Careb Ruteng nya kami ubah jadi 15 gr dengan grind size yang sama, lalu kami seduh dengan suhu air yang sama juga (93° C) dengan rasio air 1 : 17 dengan waktu masing-masing 3 menit.
Hasil seduhan yang kami temukan adalah, Careb Ruteng dengan kettle wide spout menghasilkan aroma yang lebih manis + intense dibandingkan dengan Careb Ruteng yang diseduh dengan kettle gooseneck. Mengenai rasa, hasil seduhan wide spout juga lebih dominan bitter & harsh, sementara hasil seduhan gooseneck bisa lebih menonjolkan kompleksitas serta overall balance si Careb Ruteng nya.
Terakhir, kami cari lagi perbedaannya & this time, kami seduh Careb Ruteng nya dengan menggunakan Kalita.
Parameter nya sama seperti yang kami pakai untuk menyeduh dengan Clever Dripper, dan hasilnya juga nggak jauh beda dari in terms of aroma & taste; yang wide spout mengeluarkan aroma yang lebih manis tapi rasa nya lebih harsh & muted, sementara untuk hasil seduhan gooseneck, aroma nya nggak se-intense hasil seduhan wide spout tapi rasa yang didapet lebih keluar & lebih balanced.
So, apa kesimpulan dari eksperimen ini?
Well, kami sendiri nggak bisa mengatakan bahwa ini adalah penemuan yang konkrit, but overall, perbedaan-perbedaan yang ditemukan mungkin merupakan efek dari kontak air pertama yang mempunyai dampak paling signifikan dalam ekstraksi kopi secara keseluruhan. Menurut kami, perbedaan ekstraksi awal ini dapat disebabkan oleh suhu dan tekanan saat air pertama kali kontak dengan kopi.
Suhu sendiri mungkin berbeda akibat jarak antara sumber air pada kettle dengan permukaan kopi, di mana pada kettle gooseneck jaraknya tentu lebih jauh, sehingga ada kemungkinan suhu sedikit menurun. Sedangkan tekanan tergantung dari kecepatan dan luas permukaan air saat kontak dengan kopi, yang tentu saja berbeda signifikan antara kedua jenis spout ini.
Jadi, selama ini, kamu sendiri kalau cupping/seduh suka pakai kettle jenis apa?
Mungkin, kalau kamu juga punya 2 jenis kettle yang berbeda seperti yang kami punya, eksperimen ini bisa juga nih buat kamu coba sendiri. Kalau kamu udah coba juga eksperimen nya, ceritain ya penemuan kamu; biar bisa saling sharig kita hehe.
Baiklah, sampai disini dulu cerita mengenai eksperimen ini.
See you on the next blog!